Pustaka Suci Weda Catur Veda
Daftar Isi
Contoh:
Bila ingin kuat pisik, sembah Prthivi. Banyak rejeki, sembah Durga Devi. Kuat seksual, sembah Indra. Ingin keturunan, sembah Prajapati, dan sebagainya.
Secara umum, ajaran memuaskan indriya secara terkendali sebagaimana diatur dalam Catur-Veda, disebut ajaran Karma-Kanda Veda. Tujuan tertinggi yang ditawarkan adalah kebahagiaan sorgawi dengan lahir di planet Svarga-loka. Dalam hubungannya dengan Karma-Kanda Catur Veda ini, Sri Krishna berkata bahwa ajaran ini diperuntukkan bagi mereka yang kurang cerdas dan dicengkram kuat oleh sifat-sifat alam material (Tri-Guna).
Menganggap alam sorgawi sebagai tujuan hidup tertinggi adalah cita-cita mereka yang tergolong veda-vada-ratah, tidak memahami tujuan veda (Bhagavad Gita 2.42-43).
Dan mereka tidak tahu bahwa kehidupan dan kebahagiaan sorgawi tidak kekal, berlangsung sebentar saja karena masih berhakekat material (Bhagavad Gita 9.20-21).
Memuja para deva untuk memperoleh kesenangan duniawi melalui pelaksanaan ritual adalah kegiatan mereka yang tergolong alpa-medasam, tidak cerdas (Bhagavad Gita 7.23),
hrta-jnanah, berpikir tidak waras (Bhagavad Gita 7.20)
dicengkram kuat oleh tri-guna, tiga sifat sifat alam material (Bhagavad Gita 2.45).
Meskipun Catur-Veda mengajarkan pemujaan kepada para Deva, namun semua doa-doa pujian ritual selalu di akhiri dengan Om Tat Sat. Ketiga suku kata ini menunjuk Sri Krishna yang juga disebut Visnu atau Narayana. Lengkapnya adalah sebagai berikut ,
“Om tad visnoh paramam padam sada pasyanti surayah, para Deva selalu menengadah kearah tempat tinggal Visnu yang maha utama” (Rg. Veda 1.2.22.20).
Dikatakan pula,
“Om tat sad iti nerdeso brahmanas tri vidah ….. tena vedas ca yajnas ca vihitah pura, sejak alam semesta material tercipta, tiga suku kata Om Tat Sad sudah dipakai menyapa Tuhan dan diucapkan oleh para brahmana ketika melaksanakan ritual untuk memuaskan Beliau” (Bhagavad Gita 17.23).
Jadi mantra Om Tat Sat diucapkan pada setiap akhir doa-doa pujian supaya ritual berhasil, sebab para Deva selalu bergantung kepada Sri Krishna dalam melaksanakan tugasnya mengatur urusan-urusan material dunia fana termasuk menyediakan kebutuhan hidup segala makhluk. (Dalam hubungan ini perhatikan Bhagavad Gita 7.21-22).
UPANISAD
Upanisad berarti “Duduk dekat (Guru kerohanian untuk mendengarkan ajaran rohani).
Ini berarti Upanisad menandai mulainya kehidupan spiritual, sebab ia (Upanisad) tidak lagi membahas kegiatan pemuasan indriya dengan memuja para Deva melalui pelaksanaan ritual (yajna). Melainkan, Upanisad penuh dengan diskusi filosofis tentang Tuhan. Ajaran tentang ketuhanan yang tercantum dalam Upanisad disebut jnana-kanda. Ia (jnana-kanda) dimaksudkan untuk menuntun sang manusia melepaskan diri dari kelahiran dan kematian (samsara) di dunia fana dengan khusuk berpikir tentang Tuhan.
Upanisad menyatakan bahwa Kebenaran Mutlak (Tuhan) berhakekat non material alias spiritual dan disebut Brahman. Dikatakan,
“Brahman tidak terpahami, karena Ia tidak bisa dimengerti” (Brhad Aranyaka Upanisad 3.9.26).
Dikatakan demikian karena Ia (Brahman) tidak berwujud, tidak bersifat atau berciri material. Meskipun Upanisad mengajarkan meditasi kepada Brahman impersonal, ia tidak menolak bahwa Tuhan memiliki wujud pribadi atau kepribadian spiritual. Dengan demikian, pernyataan Upanisad tidak berlawanan dari Veda-Siddhanta (kesimpulan Veda) yaitu Bhagavad-Gita bahwa aspek Tuhan tertinggi adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa spiritual dan disebut Sri Bhagavan.
Berikut adalah pernyataan kitab-kitab Upanisad yang secara langsung dan tidak langsung menunjukkan bahwa Tuhan memiliki wujud, sifat dan ciri spiritual.
Tam isvaranam paramam mahesvaram, Tuhan adalah pengendali tertinggi atas semua pengendali (Svetasvatara Upanisad 6.7).
Mungkinkah sang Pengendali tanpa wujud, sifat dan ciri apapun? Tentu saja tidak mungkin!
Nityo nityanam cetanas cetananam eko bahunam yo vidadhaki kaman, Ia (Tuhan) yang maha kekal diantara yang kekal, Ia yang maha sadar diantara yang sadar, Ia yang satu ini memelihara dan memenuhi kebutuhan mereka (para makhluk hidup) yang jumlah nya sangat banyak (Katha Upanisad 2.2.13).
Sang Pengendali paling utama ini (Tuhan) adalah sumber yang penuh tenaga/energi (sakti) dan penyebab terjadinya seluruh ciptaan material ini (Aitareya Upanisad 1.1.2 dan Prasna Upanisad 6.3).
Tuhan adalah adrsta, tidak punya mata, tetapi Ia drsta, bisa melihat. Ia adalah asrutah, tidak bertelinga, tetapi Beliau srutah, bisa mendengar. Ia adalah amantah, tidak punya pikiran, tetapi Beliau mantah, berpikir. Dan Ia adalah avijnatah, tidak berpengetahuan, tetapi Beliau vijnatah, maha mengetahui ( Brhad Aranyaka Upanisad 7.2.3).
Apani pado javano grahita, Ia (Tuhan) tidak punya kaki ataupun tangan, namun Beliau bisa bergerak dan menerima persembahan yang dihaturkan kepadaNya (Svetasvatara Upanisad 3.19).
Dapat disimpulkan bahwa Tuhan berwujud spiritual dengan indriya-indriya spiritual. Demikianlah, dengan menguraikan hakekat Tuhan sebagai sesuatu yang non material, Upanisad melapangkan jalan menuju pemahaman yang benar tentang Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Krishna yang penuh dengan segala macam kehebatan spiritual dan menjadi objek cinta-kasih (bhakti) bagi para bhakta.
VEDA SMRTI
Kitab Ramayana (24.000 sloka) disusun oleh Rishi Valmiki dan menguraikan tentang lila (kegiatan rohani) Avatara Sri Rama. Sedangkan kitab Mahabharata (110.000 sloka) disusun oleh Rishi Dvaipayana Vyasa dan menguraikan tentang lila Avatara Sri Krishna. Kitab-kitab Purana utama ada 18 (delapan belas). Menurut Brahma Vaivarta Purana, ke 18 Purana ini digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai berikut.
sarga, penciptaan unsur-unsur materi alam fana oleh visnu.
visarga, penciptaan alam semesta material beserta planet-planetnya dan beraneka-macam badan jasmani makhluk hidup oleh brahma.
vamsa, asal-usul para raja dan penguasa yang memerintah diberbagai planet di alam semesta.
manvantara, masa pemerintahan setiap manu dalam setiap hari brahma.
vamsanucarita, keturunan para raja dan penguasa di masa datang.
Kitab-kitab Upaveda memperkaya Veda dengan beraneka-macam pengetahuan yang diperlukan manusia dalam kehidupannya di dunia fana.
VEDANTA-SUTRA
Vedanta berarti akhir (puncak) pengetahuan Veda. Ia merupakan ringkasan seluruh kitab Upanisad. Dua bab pertama menyajikan sambandha-jnana, pengetahuan tentang hubungan makhluk hidup (jiva) dengan Tuhan (Brahman). Bab ke-tiga menyajikan abhideya-jnana, pengetahuan tentang cara membina kembali hubungan itu dengan Tuhan. Dan bab keempat menyajikan prayojana-jnana, pengetahuan tentang phala/hasil dari hubungan itu. Menurut Bhagavata-Purana (Srimad-Bhagavatam) yang merupakan penjelasan/ulasan (bhasya) asli Vedanta-Sutra, hubungan antara sang makhluk hidup (jiva) dengan Tuhan (Brahman berwujud spiritual yaitu Bhagavan) adalah hubungan cinta-kasih (bhakti) timbal-balik yang sungguh-sungguh membahagiakan.
Pengetahuan tentang hubungan cinta-kasih (bhakti) yang terbagi menjadi 3 sub bagian pengetahuan (sambandha, abhideya dan prayojana-jnana ) ini, dapat diringkas sebagai berikut.
VEDA-SIDDHANTA: BHAGAVAD-GITA
Veda-siddhanta (kesimpulan Veda) adalah Bhagavad-Gita. Fakta ini ditunjukkan oleh pernyataan Sri Krishna,
“Vedais ca sarvair aham eva vedyah, suluruh pustaka Veda dimaksudkan untuk mengenal diri-Ku” (Bhagavad Gita 15.15).
Seperti halnya Vedanta-Sutra (dan bhasya nya Srimad Bhagavatam) yang mengajarkan jalan kerohanian bhakti, Bhagavad-Gita adalah kitab penuntun praktis tentang bhakti kepada Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna. Hal ini di-tunjukkan oleh sloka-sloka Gita berikut.
Ajaran Karma-Kanda yang tercantum dalam kitab-kitab Catur Veda (Rg, Yajur, Sama dan Atharva-Veda) disebut Pravrtti-Marga, jalan kehidupan material. Ajaran Jnana-Kanda yang tercantum dalam kitab-kitab Upanisad dan ajaran Upasana-Kanda yang tercantum dalam Vedanta-Sutra dan Bhagavad-Gita, disebut Nivrtti-Marga , jalan kehidupan spiritual. Menurut jenis, isi dan tujuannya, pustaka suci Veda dapat diringkas sebagai berikut.